LAPORAN PRAKTIKUM ILMU PANGAN
LANJUT
Teknik Pengolahan Bahan Pangan
dengan Media Minyak
“Tumis Kangkung”
A. Judul
Praktikum :
Teknik
Pengolahan Bahan Pangan dengan media minyak
B.
Hari,
Tanggal :
Selasa,
9 April 2013
C.
Tujuan
Praktikum :
Tujuan umum:
Mahasiswa
dapat mengolah makanan dengan teknik pengolahan dengan media minyak.
Tujuan khusus:
· Mahasiswa dapat mengolah makanan dengan
menggunakan media minyak seperti Sautting.
·
Mahasiswa dapat mengolah makanan dengan
perlakuan suhu, asam, garam, basa, dan mineral lain.
· Mahasiswa dapat mengetahui perubahan
sifat pangan akibat proses pengolahan (rasa, aroma, tekstur, rupa).
· Mahasiswa dapat menentukan waktu dan
suhu pemasakan yang tepat dari berbagai teknik pengolahan serta dapat
menentukan pH masakan.
D.
Prinsip
Praktikum :
Prinsip
praktikum teknik pengolahan bahan pangan dengan menggunakan media minyak adalah
perubahan kualitas makanan yang diolah disebabkan oleh adanya aplikasi panas
melalui peristiwa konversi, konduksi, dan radiasi dari media air.
E.
Dasar
Teori :
Menurut
pengertian orang awam, memasak tak lebih dari membuat bahan makanan mentah
menjadi matang supaya dapat dimakan, tetapi secara definitip menurut ilmu
memasak, digambarkan sebagai pemberian panas pada bahan makanan sehingga bahan
tersebut menjadi mudah dicerna, dapat dimakan, aman dimakan, lezat dilidah dan
mengubah bentuk penyajian (adanya perubahan warna, bentuk dan rasa).
Teknik
memasak dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Teknik memasak basah
Metode
memasak ini dikelompokkan dalam beberapa teknik yang menggunakan bahan dasar
cairan untuk mematangkannya. Cairan yang digunakan juga bervariasi seperti
susu, air, kaldu atau anggur. Dalam teknik ini suhu air tidak pernah lebih dari
suhu didih. Yang termasuk teknik ini adalah merebus, poacing, braising,
stewing, simmering, steaming dll.
2. Teknik memasak kering
Dalam
teknik ini sama sekali tidak menggunakan air dalam proses pematangannya. Karena
tidak adanya air maka panasnya bias lebih tinggi disbanding teknik basah. Yang
termasuk jenis ini adalah Deef frying, shallow frying, baking, grilling, sauté,
roasting.
Istilah teknik memasak dengan
media minyak
a. Shallow frying
Teknik memasak bahan makanan
dalam jumlah kecil denganmenggunakan minyak dalam wajan datar. contoh:
menggoreng telur, pisang bakar
b. Deep
frying
teknik memasak bahan
makanan dengan menggunakan minyak banyak sehingga bahan makanan benar-benar
terendam minyak. contoh: menggoreng tempe, donat, fried chicken
c. Saute
menumis
adalah teknik bahan makanan yang telah dipotong kecil-kecil dalam wajan datar.
Perbedaannya dengan Shallow Frying adalah dalam teknik Saute, bahan
makanan dibalik berkali-kali sedangkan dalam Shallow Frying bahan makanan
biasanya hanya satu kali dibalik.
contoh: tumisan sayur, tumisan daging
contoh: tumisan sayur, tumisan daging
F.
Alat
dan Bahan :
·
Alat :
-
Talenan
-
Pisau
-
Piring
-
Timbangan
-
Panci
-
Penggorengan
-
Sendok Sutil
-
Nampan
-
Kompor
-
Thermometer
-
Kestas pH
·
Bahan :
-
200 gram kangkung
-
3 buah tomat, potong-potong
-
3 buah bawang merah,iris
-
2 siung bawang putih, iris
-
3 buah cabai merah, iris
-
2 lembar daun salam
-
1 potong lengkuas, memarkan
-
1 sdt terasi, garam, gua pasir
secukupnya
-
G.
Prosedur
kerja :
1. Praktikan
memasuki ruang laboratorium dengan menggunakan jas laboratorium lengkap.
2. Praktikan
mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk melakukan praktikum.
3. Praktikum
mencuci bersih alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum.
4. Khusus
untuk kelompok 4 mendapatkan pengolahan bahan pangan dengan media minyak membuat
tumis kangkung. Menimbang berat masing-masing bahan makanan. Kemudian melakukan
pengamatan organoleptik terhadap bahan makanan (warna, aroma, tekstur).
5. Praktikan
mulai memasak:
·
Rebus kangkung hingga matang, tiriskan.
·
Tumis bawang putih dan bawang merah
hingga harum.
·
Masukkan daun salam, laos, cabai, tomat,
dan terasi. Aduk rata.
·
Masukkan kangkung, bubuhi garam dan
gula, aduk rata, sampai air hampir habis.
6. Pada
saat memasak lakukan pengukuran suhu dan catat waktu lama pemasakan.
7. Setelah
tumis kangkung masak, lakukan pengamatan organoleptik sekali lagi pada hasil
masakan.
8. Melakukan
penimbangan berat pada masakan yang sudah jadi.
9. Melakukan
pengukuran pH masakan dengan menggunakan kertas pH.
10. Setelah
selesai melakukan pengamatan kami mencatat hasilnya dan membersihkan alat-alat
yang digunakan kemudian menaruhnya ditempat semula.
H.
Hasil
Pengamatan :
·
Pengamatan organoleptik:
Bahan
makanan sebelum diolah:
Bahan
Makanan
|
Warna
|
Tekstur
|
Aroma
|
Berat
|
Kangkung
|
Hijau
|
Kasar/keras
|
Khas kangkung
|
200 gr
|
Tomat
|
Orange kekuningan
|
Padat/berisi
|
Khas tomat
|
50 gr
|
Bahan
makanan setelah diolah (Tumis Kangkung):
Nama
makanan
|
Warna
|
Tekstur
|
Aroma
|
Rasa
|
Berat
|
Waktu
|
Suhu
|
PH
|
Tumis Kangkung
|
Hijau Pudar
|
Lembek dan renyah
|
Tumis Kangkung (sedap)
|
Enak (khas tumis kangkung)
|
240 gr
|
5 menit
|
780c
|
6
|
1
porsi tumis kangkung : 75 gram
I
J.
Perhitungan:
·
Faktor Konversi:
= berat mentah bersih/berat masak
= 250/240
= 1.0417
K.
Pembahasan
:
Pada praktikum kali ini, kami melakukan praktikum
teknik pengolahan bahan pangan dengan menggunakan media minyak yaitu membuat tumis
kangkung dengan menggunakan teknik Sautte (menumis). Pada pengamatan
organoleptik, kami melakukan pengamatan dengan menggunakan bahan yaitu pada
sayur kangkung dan tomat. Pengamatan organoleptik tersebut meliputi pengamatan
warna, tekstur, aroma, dan berat bahan. Sayur kangkung mentah memiliki berat
200 gram dan tomat 50 gram. Setelah dilakukan pemasakan, berat bahan (tumis
kangkung) menjadi 240 gram.
Kami juga melakukan pengukuran suhu saat memasak,
pengukuran waktu lama proses pemasakan, dan pengukuran pH. Waktu perebusan
sayur kangkung adalah 3 menit dengan suhu 900c sedangkan waktu
penumisan sayur kangkung adalah 5 menit dengan suhu 780c.
Pada pengukuran pH didapat hasil yaitu pH tumis
kangkung adalah 6. Pada perhitungan faktor konversi didapat hasil yaitu 1.0417
L.
Kesimpulan
:
hasil
pengamatan yang kami lakukan kami dapat menyimpulkan bahwa pengolahan teknik
sautting pada pembuatan tumis kangkung dengan suhu 780c , waktu
penumisan 5 menit, berat tumis kangkung setelah jadi 240 gr dan faktor
konversinya 1.0417. Berdasarkan warna ,
rasa, aroma, tekstur dan PH pada tumis kangkung yaitu :
Warna :
Hijau pudar
Rasa :
enak (khas tumis kangkung)
Aroma :
Sedap (khas tumis kangkung)
Tekstur :
Lembek dan renyah
PH :
6
M.
Daftar
Pustaka :
·
Buku panduan praktikum Teknik Pengolahan
Bahan Pangan. 2013.