Senin, 08 Juli 2013

analisis kualitatif karbohidrat

I.                   Judul pratikum      :  Analisa Kualitatif Karbohidrat
II.                Tanggal pratikum  : Rabu, 27 Februari 2013
III.             Tujuan                  
Tujuan umum        :  Menganalisis jenis karbohidrat secara kualitatif
Tujuan Khusus      :
 - Untuk mengetahui metode untuk menentukan kandungan karbohidrat dalam suatu sampel
 - Dapat mengetahui jenis karbohidrat yang paling reaktif.
 - Dapat mengetahui jenis test karbohidrat yang paling universal.
IV.             Prinsip                   :
1.      Test Molish
Prinsip : Asam pekat akan mendehidrasi karbohidrat sehingga membentuk fulfural. Dengan adanya recoicinol, fulfural akan membentuk warna violet berbentuk cincin.
2.      Test Moore
Prinsip : Gula dengan adanya basa kuat akan membentuk warna coklat karena proses karamelisasi.
3.      Test Bannedict
Prinsip : Larutan CuSO4 dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang  mempunyai gugus aldehide sehingga cupri (CuO) tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
4.      Test Barfoed
Prinsip : Dengan adanya reagen barfoed akan mereduksi monosakarida karena bersifat asam sehingga kekuatan hidroksi menurun dan mengakibatkan tak dapat mereduksi disakarida.
V.                Dasar Teori
Karbohidrat dapat dinyatakan dengan rumus Cx(H2O)y , dan diklasifikasikan menjadi monosakarida. Selanjutnya , glukosa merupakan salah satu contoh monosakarida. Sedangkan , Sukrosa adalah disakarida, dan Selullosa and Amilum ialah contoh dari Polisakarida.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12 : 6 atau 2 : 1, sedangkan pada sukrosa 22 : 11 atau 2 : 1.

Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mernpunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan polisakarida.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalarn alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH20; misalnya, rumus molekul glukosa. ialah C6H12O6 (enam kali CH20). Senyawa ini pemah disangka "hidrat dari karbon," sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan "hidrat dari karbon" merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka.

Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.

Karbohidrat yang tersusun dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebgai oligosakarida. Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Contoh polisakarida adalah pat,I, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan selulosa, penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas.


VI.             Alat dan Bahan

Alat :
Kaca arloji                                     Timbangan
Batang pengaduk                          Gelas ukur 10ml
Geles beaker 250ml                       Gelas ukur 100ml
Tabung reaksi 10 buah                  Sendok pendok
Rak tabung reaksi
Pipet tetes

Bahan :
Glukosa                             Na2CO3
Maltose                             Natrium sitrat
Sukrosa                             CuSO4. 5H2O
Laktosa                             Cu Acetat
Fruktosa                            asam asetat glacial.
Asam sulfat pekat
NaOH

VII.          Cara Kerja
1.      Test Molish
Reagen :
Asam sulfat pekat, larutan molish (15% recoicinol/alfa naftol dalam 5% alcohol)
Prosedur :
Masukan 5 ml larutan gula 1% (glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa) dalam test tube ditambah 2 tetes larutan molish. Kemudian tambahkan perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi 3 ml H2SO4 pekat. Test positif bila terjadi warna merah violet berbentuk cincin.
2.      Test Moore
Reagen : NaOH
Prosedur : masukan 5 ml larutan sample kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml larutan NaOH 10%. Letakkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 5 menit. Test positif bila terjadi warna coklat tua dan bau yang sedap.
3.      Test Bennedict
Reagen : Larutan Bennedict
-          Larutan a : 50 g Na2CO3  anhydrous + 85 g Natrium sitrat dilarutkan dalam air panas
-          8,5 g CuSO4. 5H2O dilarutkan dalam 100ml aquadest. Campurkan pelan-pelan dengan larutan a, campurkan larutan diencerkan sampai volume 500 ml.
Prosedur : Masukkan 5 ml larutan benneditc dalam tabung reaksi lalu tambahkan larutan sampel. Panaskan dalam penanggas air kemudian dinginkan perhatikan perubahan warna hingga merah bata.
4.      Test  Barfoed
Reagen : Larutan barfoed yaitu 13,3 g Cu Acetat dalam 200 ml H2O ditambah 1 ml asam asetat glacial.
Prosedur : Masukkan 5 ml larutan barfoed dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml larutan gula. Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
5.      Membuat larutan  glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa
Reagen : glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa
Prosedur : menimbang glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa sebanyak g lalu dilarutkan kedalam gelas beaker sebanyak 250ml

VIII.       Hasil Pengamatan

Jenis Karbohidrat
Jenis Test
Molish
Moore
Bennedict
Barfoed
Fruktosa
+++++
+++++
++
+
Glukosa
++++
+++
+++
++
Sukrosa
+++
-
-
-
Maltosa
++
++
+++++
-
Laktosa
+
++++
++++
-

IX.             Pembahasan
A.    Uji Molish
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu menyatakan reaksi positif.

Prinsip uji karbohidrat pada test molisch ini yaitu :
Karbohirat dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa furfural. Senyawa furfural dengan pereaksi alfa naftol menghasilkan warna ungu. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa dalam sampel yang diuji tidak mengandung karbohidrat.
Pada uji karbohidrat dengan test molish ini  menghasilkan warna merah bata, yang disebabkan oleh adanya dehidrasi asam sulfat pekat dengan karbohidrat. Terbentuknya cincin merah bata disini menunjukkan bahwa reaksi pada larutan monosakarida, disakarida dan polisakarida yang telah kami uji positif mengandung karbohidrat.
Dari praktikum uji karbohidrat yang telah kami lakukan ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil percobaan yang didapat, semua jenis karbohidrat yang diuji dengan menggunakan test molisch ini akan menunjukkan hasil positif.
B.     Uji Moore
Uji Moore bertujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali. Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi ini disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang berwarna kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan hidrogen dan menggantikannya dengan gugus –OH
      c. Uji benedict
 Uji Benedict ini dilakukan untuk membedakan gula pereduksi berdasarkan reduksi ion kupri, dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pengendapan CaCO3 dalam larutan NaCO3 pada larutan benedict. Glukosa, laktosa, fruktosa, dan maltosa mempunyai gugus OH bebas yang reaktif, sedangkan sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat. Oleh karena itu berdasarkan teori, laktosa, glukosa, fruktosa, dan maltosa mrupakan gula pereduksi sedangkan sukrosa merupakan gula nonpereduksi.
Dalam melakukan uji Benedict ini, ke dalam tabung reaksi dimasukkan larutan Benedict sebanyak 5  ml lalu ditambahkan  2 ml  yaitu larutan glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa dan sukrosa dan kemudian dipanaskan di penangas air selama 5 menit.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, ternyata sesuai dengan teori bahwa    glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa ialah gula pereduksi sedangkan sukrosa merupakan gula nonpereduksi. Hal ini ditandai dengan ketika glukosa, laktosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa ditambahkan ke dalam larutan benedict dan dipanaskan terjadi perubahan warna dan terbentuknya endapan.Berikut adalah reaksi yang berlangsung dalam uji benedict.
O                                       O
║                                          ║
R—C—H  + Cu2+ 2OH- →  R—C—OH + Cu2O
Gula Pereduksi                     Endapan Merah Bata
Dari percobaan diperoleh hasil positif pada larutan glukosa, laktosa , maltose dan fruktosa. Sedangkan sukrosa memberikan hasil negatif terhadap uji ini, karena amilum merupakan polisakarida dan juga karena gugus aldehidnya terikat kuat satu sama lain dan panjang sehingga tidak dapat bereaksi dengan pereaksi. Sukrosa tidak dapat mereduksi sebab tidak mempunyai OH-laktol (OH yang terikat pada atom C pertama), sehingga gugus O-nya sudah terikat pada atom C glukosa dan fruktosa dan membentuk sukrosa yang bergugus keton.
D. Uji Barfoed
Uji Barfoed ini merupakan uji untuk membedakan monosakarida dalam sistem yang mengandung disakarida. Pereaksi Barfoed mengandung kupri asetat dalam asam asetat. Uji ini berdasarkan reduksi ion Cu2+ menjadi Cu+. Berdasarkan klasifikasi karbohidrat, dari keempat sample larutan gula yang digunakan, yang termasuk monosakarida adalah glukosa dan fruktosa. Sedangkan sukrosa, laktosa, dan maltosa merupakan disakarida.
Pada praktikum yang telah dilakukan, 5 mL larutan Barfoed dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1 ml  sampel dan selanjutnya dipanaskan di penangas air selama 5  menit dari mendidih. Kemudian, hasil yang didapatkan ialah bahwa untuk klasifikkasi gula monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa memberikan warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan kali ini mendapatkan hasil yang negatif, sebab dalam melakukan uji Barfoed harus terbentuk endapan merah.
Bila larutan dipanaskan terlalu lama akan menyebabkan disakarida terhidrolisis menjadi monosakarida, maka akan memberikan hasil uji positif terhadap test Barfoed. Test ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Hasil positif ditandai dengan larutan biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan.

C.     Kesimpulan
1.      Jenis karbohidrat yang paling reaktif adalah Fruktosa karena memiliki jumlah tanda positif (kebawah) paling banyak
2.      Jenis test karbohidrat yang paling universal adalah test molish karena memiliki jumlah tanda positif (horizontal) paling banyak.
3.      Semua jenis karbohidrat yang diuji dengan menggunakan test molisch menunjukkan hasil positif.
4.      Jenis karbohirat yang di uji dengan menggunakan test moore dan bennedict menunjukkan hasil positif pada fruktosa, glukosa,maltose dan laktosa sedangkan hasil negatif untuk sukrosa
5.      Jenis karbohirat yang di uji dengan menggunakan test barfoed menunjukkan hasil positif pada fruktosa dan  glukosa, sedangkan hasil negatif untuk sukrosa, maltose dan laktosa


Daftar Pustaka
Putuagustini, SKM.,M.Si, dkk.2010. Penuntun Pratikum Kimia Makanan.Denpasar.








Denpasar , 12 Mei 2012
Penanggung Jawab






Sang Ayu Kadek Istabella P.
P07131012020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar