I.
Judul pratikum : Analisa Kualitatif
Karbohidrat
II.
Tanggal pratikum : Rabu, 27 Februari 2013
III.
Tujuan
Tujuan umum :
Menganalisis jenis karbohidrat secara kualitatif
Tujuan Khusus :
- Untuk mengetahui metode untuk menentukan
kandungan karbohidrat dalam suatu sampel
- Dapat mengetahui jenis karbohidrat yang
paling reaktif.
- Dapat mengetahui jenis test karbohidrat yang
paling universal.
IV.
Prinsip :
1. Test
Molish
Prinsip : Asam pekat akan
mendehidrasi karbohidrat sehingga membentuk fulfural. Dengan adanya recoicinol,
fulfural akan membentuk warna violet berbentuk cincin.
2. Test
Moore
Prinsip : Gula dengan
adanya basa kuat akan membentuk warna coklat karena proses karamelisasi.
3. Test
Bannedict
Prinsip : Larutan CuSO4
dalam suasana alkali akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehide sehingga cupri (CuO)
tereduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah bata.
4. Test
Barfoed
Prinsip : Dengan adanya
reagen barfoed akan mereduksi monosakarida karena bersifat asam sehingga
kekuatan hidroksi menurun dan mengakibatkan tak dapat mereduksi disakarida.
V.
Dasar Teori
Karbohidrat
dapat dinyatakan dengan rumus Cx(H2O)y , dan diklasifikasikan menjadi
monosakarida. Selanjutnya , glukosa merupakan salah satu contoh monosakarida.
Sedangkan , Sukrosa adalah disakarida, dan Selullosa and Amilum ialah contoh
dari Polisakarida.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12 : 6 atau 2 : 1, sedangkan pada sukrosa 22 : 11 atau 2 : 1.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mernpunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan polisakarida.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalarn alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH20; misalnya, rumus molekul glukosa. ialah C6H12O6 (enam kali CH20). Senyawa ini pemah disangka "hidrat dari karbon," sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan "hidrat dari karbon" merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka.
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.
Karbohidrat yang tersusun dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebgai oligosakarida. Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Contoh polisakarida adalah pat,I, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan selulosa, penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas.
Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon, hidrogen dan oksigen. Jumlah atom hidrogen dan oksigen merupakan perbandingan 2 : 1 seperti pada molekul air. Sebagai contoh molekul glukosa mempunyai rumus kimia C6H12O6, sedangkan rumus sukrosa adalah C12H22O11. Pada glukosa tampak bahwa jumlah atom hidrogen berbanding jumlah atom oksigen ialah 12 : 6 atau 2 : 1, sedangkan pada sukrosa 22 : 11 atau 2 : 1.
Berbagai senyawa yang termasuk kelompok karbohidrat mempunyai molekul yang berbeda-beda ukurannya, yaitu dari senyawa yang sederhana yang mernpunyai berat molekul 90 hingga senyawa yang mempunyai berat molekul 500.000 bahkan lebih. Berbagai senyawa itu dibagi dalam tiga golongan, yaitu golongan monosakarida, golongan oligosakarida dan golongan polisakarida.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen dan oksigen yang terdapat dalarn alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH20; misalnya, rumus molekul glukosa. ialah C6H12O6 (enam kali CH20). Senyawa ini pemah disangka "hidrat dari karbon," sehingga disebut karbohidrat. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa gagasan "hidrat dari karbon" merupakan gagasan yang salah dan karbohidrat sebenarnya adalah polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka.
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida (sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana; mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan. glukosa. dan satu satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam air dan umumnya terasa manis.
Karbohidrat yang tersusun dua sampai delapan satuan monosakarida dirujuk sebgai oligosakarida. Jika lebih dari delapan satuan monosakarida diperoleh dari hidrolisis, maka karbohidrat tersebut disebut polisakarida. Contoh polisakarida adalah pat,I, yang dijumpai dalam gandum dan tepung jagung, dan selulosa, penyusun yang bersifat serat dari tumbuhan dan komponen utama dari kapas.
VI.
Alat dan Bahan
Alat :
Kaca arloji Timbangan
Batang pengaduk Gelas ukur 10ml
Geles beaker 250ml Gelas ukur 100ml
Tabung reaksi 10 buah Sendok pendok
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Bahan :
Glukosa Na2CO3
Maltose Natrium sitrat
Sukrosa CuSO4.
5H2O
Laktosa Cu Acetat
Fruktosa asam asetat glacial.
Asam sulfat pekat
NaOH
VII.
Cara Kerja
1. Test
Molish
Reagen :
Asam sulfat pekat,
larutan molish (15% recoicinol/alfa naftol dalam 5% alcohol)
Prosedur :
Masukan 5 ml larutan
gula 1% (glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa) dalam test tube
ditambah 2 tetes larutan molish. Kemudian tambahkan perlahan-lahan melalui
dinding tabung reaksi 3 ml H2SO4 pekat. Test positif bila
terjadi warna merah violet berbentuk cincin.
2. Test
Moore
Reagen : NaOH
Prosedur : masukan 5 ml
larutan sample kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml larutan NaOH
10%. Letakkan tabung reaksi dalam air mendidih selama 5 menit. Test positif
bila terjadi warna coklat tua dan bau yang sedap.
3. Test
Bennedict
Reagen : Larutan
Bennedict
-
Larutan a : 50 g Na2CO3 anhydrous + 85 g Natrium sitrat dilarutkan
dalam air panas
-
8,5 g CuSO4. 5H2O
dilarutkan dalam 100ml aquadest. Campurkan pelan-pelan dengan larutan a, campurkan
larutan diencerkan sampai volume 500 ml.
Prosedur
: Masukkan 5 ml larutan benneditc dalam tabung reaksi lalu tambahkan larutan
sampel. Panaskan dalam penanggas air kemudian dinginkan perhatikan perubahan
warna hingga merah bata.
4. Test Barfoed
Reagen : Larutan
barfoed yaitu 13,3 g Cu Acetat dalam 200 ml H2O ditambah 1 ml asam
asetat glacial.
Prosedur : Masukkan 5
ml larutan barfoed dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml larutan gula.
Panaskan dalam air mendidih selama 5 menit. Perhatikan perubahan warna yang
terjadi.
5. Membuat
larutan glukosa, maltose, sukrosa,
laktosa dan fruktosa
Reagen : glukosa,
maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa
Prosedur : menimbang
glukosa, maltose, sukrosa, laktosa dan fruktosa sebanyak g lalu dilarutkan
kedalam gelas beaker sebanyak 250ml
VIII. Hasil
Pengamatan
Jenis
Karbohidrat
|
Jenis
Test
|
|||
Molish
|
Moore
|
Bennedict
|
Barfoed
|
|
Fruktosa
|
+++++
|
+++++
|
++
|
+
|
Glukosa
|
++++
|
+++
|
+++
|
++
|
Sukrosa
|
+++
|
-
|
-
|
-
|
Maltosa
|
++
|
++
|
+++++
|
-
|
Laktosa
|
+
|
++++
|
++++
|
-
|
IX.
Pembahasan
A. Uji
Molish
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi
molisch yang terdiri dari α-naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural
tersebut membentuk senyawa kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya
dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat. Uji ini bukan uji spesifik
untuk karbohidrat, walaupun hasil reaksi yang negatif menunjukkan bahwa larutan
yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. Terbentuknya cincin ungu
menyatakan reaksi positif.
Prinsip
uji karbohidrat pada test molisch ini yaitu :
Karbohirat
dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa furfural. Senyawa furfural dengan
pereaksi alfa naftol menghasilkan warna ungu. Hasil negatif merupakan suatu
bukti bahwa dalam sampel yang diuji tidak mengandung karbohidrat.
Pada uji karbohidrat dengan test molish ini menghasilkan warna merah bata, yang
disebabkan oleh adanya dehidrasi asam sulfat pekat dengan karbohidrat.
Terbentuknya cincin merah bata disini menunjukkan bahwa reaksi pada larutan monosakarida,
disakarida dan polisakarida yang telah kami uji positif mengandung karbohidrat.
Dari praktikum uji karbohidrat yang
telah kami lakukan ini, maka kami dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil
percobaan yang didapat, semua jenis karbohidrat yang diuji dengan menggunakan
test molisch ini akan menunjukkan hasil positif.
B. Uji
Moore
Uji Moore
bertujuan untuk mengetahui adanya gugus alkali. Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi ini
disebut juga reaksi pendamaran. Uji Moore menggunakan NaOH (alkali/basa) yang
berfungsi sebagai sumber ion OH- (alkali) yang akan berikatan dengan rantai
aldehid dan membentuk aldol aldehid (aldehida dengan cabang gugus alkanol) yang
berwarna kekuningan. Pemanasan bertujuan untuk membuka ikatan karbon dengan
hidrogen dan menggantikannya dengan gugus –OH
c. Uji benedict
Uji Benedict ini dilakukan untuk
membedakan gula pereduksi berdasarkan reduksi ion kupri, dalam suasana alkalis
biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat, hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya pengendapan CaCO3 dalam larutan NaCO3
pada larutan benedict. Glukosa, laktosa, fruktosa, dan maltosa mempunyai gugus
OH bebas yang reaktif, sedangkan sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang
reaktif karena keduanya sudah saling terikat. Oleh karena itu berdasarkan
teori, laktosa, glukosa, fruktosa, dan maltosa mrupakan gula pereduksi
sedangkan sukrosa merupakan gula nonpereduksi.
Dalam melakukan uji Benedict ini, ke dalam tabung reaksi dimasukkan
larutan Benedict sebanyak 5 ml lalu ditambahkan
2 ml yaitu larutan glukosa, fruktosa, maltosa, laktosa
dan sukrosa dan kemudian dipanaskan di penangas air selama 5 menit.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, ternyata sesuai dengan teori
bahwa glukosa, fruktosa, laktosa, dan
maltosa ialah gula pereduksi sedangkan sukrosa merupakan gula nonpereduksi. Hal
ini ditandai dengan ketika glukosa, laktosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa
ditambahkan ke dalam larutan benedict dan dipanaskan terjadi perubahan warna
dan terbentuknya endapan.Berikut adalah reaksi yang berlangsung dalam uji
benedict.
O
O
║
║
R—C—H + Cu2+ 2OH-
→ R—C—OH + Cu2O
Gula
Pereduksi
Endapan Merah Bata
Dari
percobaan diperoleh hasil positif pada larutan glukosa, laktosa , maltose dan
fruktosa. Sedangkan sukrosa memberikan hasil negatif terhadap uji ini, karena
amilum merupakan polisakarida dan juga karena gugus aldehidnya terikat kuat
satu sama lain dan panjang sehingga tidak dapat bereaksi dengan pereaksi.
Sukrosa tidak dapat mereduksi sebab tidak mempunyai OH-laktol (OH yang terikat
pada atom C pertama), sehingga gugus O-nya sudah terikat pada atom C glukosa
dan fruktosa dan membentuk sukrosa yang bergugus keton.
D. Uji Barfoed
Uji Barfoed ini merupakan uji untuk
membedakan monosakarida dalam sistem yang mengandung disakarida. Pereaksi
Barfoed mengandung kupri asetat dalam asam asetat. Uji ini berdasarkan reduksi
ion Cu2+ menjadi Cu+. Berdasarkan klasifikasi
karbohidrat, dari keempat sample larutan gula yang digunakan, yang termasuk
monosakarida adalah glukosa dan fruktosa. Sedangkan sukrosa, laktosa, dan
maltosa merupakan disakarida.
Pada praktikum yang telah dilakukan,
5 mL larutan Barfoed dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 1
ml sampel dan selanjutnya dipanaskan di
penangas air selama 5 menit dari
mendidih. Kemudian, hasil yang didapatkan ialah bahwa untuk klasifikkasi gula
monosakarida yaitu glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa memberikan
warna biru. Hal ini menunjukkan bahwa percobaan kali ini mendapatkan hasil yang
negatif, sebab dalam melakukan uji Barfoed harus terbentuk endapan merah.
Bila
larutan dipanaskan terlalu lama akan menyebabkan disakarida terhidrolisis
menjadi monosakarida, maka akan memberikan hasil uji positif terhadap test
Barfoed. Test ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida. Hasil positif
ditandai dengan larutan biru dan bagian bawah terdapat endapan kemerahan.
C. Kesimpulan
1. Jenis
karbohidrat yang paling reaktif adalah Fruktosa karena memiliki jumlah tanda
positif (kebawah) paling banyak
2. Jenis
test karbohidrat yang paling universal adalah test molish karena memiliki
jumlah tanda positif (horizontal) paling banyak.
3. Semua
jenis karbohidrat yang diuji dengan menggunakan test molisch menunjukkan hasil
positif.
4. Jenis
karbohirat yang di uji dengan menggunakan test moore dan bennedict menunjukkan
hasil positif pada fruktosa, glukosa,maltose dan laktosa sedangkan hasil
negatif untuk sukrosa
5. Jenis
karbohirat yang di uji dengan menggunakan test barfoed menunjukkan hasil
positif pada fruktosa dan glukosa,
sedangkan hasil negatif untuk sukrosa, maltose dan laktosa
Daftar
Pustaka
Putuagustini,
SKM.,M.Si, dkk.2010. Penuntun Pratikum Kimia Makanan.Denpasar.
Denpasar , 12 Mei 2012
Penanggung Jawab
Sang Ayu Kadek Istabella P.
P07131012020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar