I.
Pratikum :
VII
II.
Judul :
Analisa Kuantitatif Besi
III.
Hari/tanggal : Jumat, 31 Mei 2013
IV.
Tujuan :
1. Tujuan Umum
1.1 Untuk dapat menentukan kandungan besi secara
kuantitatif dalam suatu sampel
2. Tujuan Khusus
2.3 Untuk dapat mengetahui analisis kadar besi
dengan metode spektofotometer
2.4 Untuk dapat memahami metode yang digunakan dalam
menentukan kandungan besi pada suatu sampel
V.
Prinsip
Mengkonversi besi dari
bentuk fero menjadi fer dengan oksidator K2S2O8 (potassium
persulfat) dan H2O2 (hydrogen peroksida), kemudian direaksikan
dengan KSCN (potassium tiosionat) sehingga membentuk feri tiosianat yang
berwarna merah. Warna yang terbentuk dapat di ukur absorbansinya pada
spektrofotometer dengan panjang gelombang 500 nm.
VI.
Dasar Teori
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat, dan
dapat dibentuk, biasanya di alam didapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi
yang dapat dipenuhi hampir di semua tempat di muka bumi, pada semua bagian
lapisan geologis dan semua badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar
Fe lebih besar dari 1 mg/L, tetapi didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih
tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan
perkakas dapur, selain itu juga menimbulkan pengendapan pada dinding pipa,
pertumbuhan bakteri besi, kekeruhan karena adanya koloidal yang terbentuk.
Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4g. Adanya
unsur besi di dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur
tersebut dalam mengatur metabolisme tubuh. Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi
terdapat dalam hemoglobin, pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah.
Karena itulah masukan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat
besi yang hilang melalui tinja, air kencing, dan kulit. Namun masukan zat besi
yang dianjurkan juga harus dipenuhi oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis
perseorangan dan persediaan zat besi di dalam makanan yang disantap (Trianjaya,
Zunaedi. 2009).
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan
spektrofotometri sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi
besi yang rendah. Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotometri dikenal dua
metode, yaitu metode orto-fenantrolin dan metode tiosinat. Besi bervalensi dua
maupun besi bervalensi tiga dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu
reagen pembentuk kompleks dimana intensitas warna yang terbentuk dapat diukur
dengan spektrofotometri sinar tampak. Karena orto fenantrolin merupakan ligan
organik yang dapat membentuk kompleks berwarna dengan besi(II) secara selektif
(Kartasasmita, et al. 2009).
Spektrometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan
fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau
diabsorbsi. Kelebihan spectrometer dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang
dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai
warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang
benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang 30-40 nm.
Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang benar-benar terseleksi
dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai cahaya seperti prisma. Suatu
spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat
untuk mengukur perbedaan absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan
terserap oleh senyawa-senyawa dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang
diserap tergantung pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau
panjang larutan tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan,
makin banyak sinar yang diserap (Anonim, 2011).
VII.
Alat dan Bahan
Ø Alat :
Spektofotometer
Rak tabung
Tabung
reaksi
Corong
Gelas beker
50 ml
Pipet gondok
1 ml
Pipet gondok
2 ml
Pipet
gondok 4 ml
Pipet gondok
5 ml
Pipet ukur
Ø Bahan
Larutan abu susu bubuk
dancow
Larutan besi standar
H2SO4
pekat
Larutan K2S2O8
Larutan KSCN
VIII. Prosedur
Kerja
Ø Pembuatan
larutan abu bubuk susu dancow
1. Timbang abu susu
dancow yang sudah diabukan
2. Larutkan dalam 100
ml aquades dengan menggunakan labu takar.
Ø Pembuatan
larutan K2S2O8
1. Timbanglah
K2S2O8 sebanyak 4 gr menggunakan timbangan
analitik.
2. Larutkanlah
dengan aquades sampai volume 50 ml dalam labu takar
Ø Pembuatan
larutan standar FeSO4 (NH4)2 SO4.6H20
1.
Timbanglah FeSO4 (NH4)2 SO4.6H20
sebanyak 0.0705 gr dengan menggunakan timbangan analitik. Larutkanlah dengan
100 ml aquades
2. Tambahkan 5 ml H2SO4
pekat, hangatkan sebentar dan tambahkan potassium permanganate pekat
3. Tetesitetes demi tetes sampai satu tetes
terakhir menghasilkan warna tetap.
4. Pindahkan kedalam labu takar 1 L, bilas dengan
air dan encerkan sampai tanda tera (1 mL = 0,1 mg ion feri) larutan ini stabil.
Ø Pembuatan
larutan KSCN
1.
Timbanglah KSCN sebanyak 14.6124 gr dengan menggunakan timbangan analitik.
2. Larutkanlah dengan aquades sampai volume 50
ml dalam labu takar.
Ø PenentuanLarutanBlanko
1.
Bersihkan tabung reaksi,
kemudian tiriskan
2.
Pipet aquadest dengan pipet
volume sebanyak 5 ml, dan masukkan kedalam tabung reaksi
3.
Masukkan H2SO4 pekat secara perlahan
dengan pipet ukur.
4.
Tambahkan K2S2O8 sebanyak
1.0 ml.
5.
Kemudian tambahkan KSCN 2,0
ml kedalam tabung tersebut.
6.
Tambahkan 15 ml aquadest
dengan pipet ukur.
7.
Ukur absorbans larutan dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm.
8.
Catathasil yang diperoleh.
Ø PenentuanLarutanStandar
1.
Bersihkan tabung reaksi,
kemudian tiriskan
2.
Pipet larutan besi standar sebanyak
1,0 ml dengan pipet volume dan masukan kedalam tabungreaksi.
3.
Tambahkan aquadest sebanyak
4,0 ml.
4.
Kemudian tambahkan 0,5 ml
H2SO4 secara perlahan kedalam tabung dengan menggunakan pipet volume.
5.
Tambahkan K2S2O8 sebanyak
1,0 ml dengan pipet volume.
6.
Kemudian tambahkan KSCN 2,0
ml dengan alat yang sama.
7.
Encerkan dengan aquadest sebanyak
15 ml dengan pipet ukur.
8.
Setelah itu ukur nilai absorbans
warna larutan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm.
9.
Catat hasil yang diperoleh.
Ø PenentuanLarutanSampel
1.
Bersihkan tabung reaksi,
kemudian tiriskan
2.
Kemudian pipet larutan abu susu
dancow dengan pipet gondoksebanyak 5 ml.
3.
Tambahkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 0,5 ml secara perlahan dengan
pipet ukur.
4.
Masukan larutan K2S208
sebanyak 1,0 ml secara perlahan dengan pipet gondok.
5.
Lalu tambahkan KSCN sebanyak
2,0 ml.
6.
Kemudian encerkan dengan 15
ml aquadest.
7.
Setelah itu, ukur nilai absorbans
warna larutan dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 500 nm.
8.
Catathasil yang diperoleh.
Ø Prosedur
penentuan Fe
Nama
larutan
|
Blanko
(ml)
|
Standar
(ml)
|
Sampel
(ml)
|
Larutan
besi standar 1 ml = 0.1 Mg Fe
|
0.0
|
1.0
|
0.0
|
Larutan
abu
|
0.0
|
0.0
|
0.5
|
Air
|
5.0
|
4.0
|
0.0
|
H2SO4
Pekat
|
0.5
|
0.5
|
0.5
|
K2S2O8
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
KSCN
|
2.0
|
2.0
|
2.0
|
IX.
Hasil Pengamatan
Nama larutan
|
kelompok
|
Ulangan
|
Rata-rata
|
|
U1
|
U2
|
|||
Blanko
|
|
0.003
|
-
|
0.003
|
Standar
|
|
0.776
|
0.780
|
0.778
|
Larutan abu teri
|
1
|
0.041
|
0.044
|
0.0425
|
Larutan abu dancow
|
2
|
0.077
|
0.076
|
0.0765
|
Larutan abu dancow
|
3
|
0.077
|
0.076
|
0.0765
|
Larutan abu ebi
|
4
|
0.166
|
0.165
|
0.1615
|
Larutan abu ebi
|
5
|
0.148
|
0.149
|
0.1485
|
Larutan abu hillo
|
6
|
0.082
|
0.078
|
0.08
|
Larutan abu hillo
|
7
|
0.084
|
0.078
|
0.081
|
I. Perhitungan
Mg besi/
100 gram = OD Sampel x 0,1 x Volume total larutan abu (ml) x 100
OD Standar x 5 x Berat sampel pengabuan
(gr)
Sehingga, kadar besi dalam Susu dancow adalah :
Kadar
besi =
OD Sampel x 0,1 x Volume total larutan abu (ml) x 100
OD Standar x 5 x Berat sampel
pengabuan (gr)
=
(Larutan Abu dancow – Larutan Blanko) x 0,1 x V.total x 100
(Larutan Standar – Larutan Blanko) x 5 x
Berat sampel (gr)
= (0,0765
– 0,003) x 0,1 x 100 x 100
(0,778 – 0,003) x 5 x 1.1099
= 0,0735
x 0,1 x 100 x 100
0,775 x 5 x 1,1099
=
73.5 = 17,09 mg/100 gram
4.30
X.
Pembahasan
Penambahan H2SO4 pada pratikum kali ini adalah untuk
memberikan suasana asam pada larutan. Besi ini dalam suasana asam akan bereaksi
dengan KSCN menghasilkan senyawa kompleks Fe(SCN)3 yang
berwarna merah yang diukur pada panjang gelombang maksimum Fe yaitu pada 500
nm. Untuk menganalisis besi ini digunakan alat spektrofotometer. Pemilihan panjang gelombang maksimum ini
bertujuan agar zat-zat yang mengganggu tidak ikut terserap ataupun memberikan
serapan, dalam hal ini yang akan memberikan serapan hanya logam yang dianalisis
(besi) sedangkan tidak boleh memberikan serapan. Pengukuran serapan atau
absorbansi spektrometri biasanya dilakukan pada suatu panjang gelombang yang sesuai
dengan serapan maksimum karena konsentrasi besar pada titik ini, artinya
serapan larutan encer masih terdeteksi.
Penambahan
KSCN pada penentuan kadar besi ini bertujuan untuk mereaksikan larutan standar
besi yang berada di dalam labu takar yang merupakan pereaksi warna dan
reaksinya dengan larutan besi yang merupakan senyawa kompleks [Fe(SCN)]2+.
Pereaksi ini akan menghasilkan warna yang menyerap dengan kuat sehingga dapat
digunakan untuk analisa besi dalam kadar kecil.
Intensitas
sinar yang diserap (absorbansi) pada suatu larutan tergantung pada jenis
senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan tersebut. Makin
tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin banyak sinar yang diserap
(Anonim, 2011). Sehingga dapat dikatakan bahwa larutan sampel (Susu dancow) memiliki
kandungan besi yang rendah jika dibandingkan dengan larutan standar, karena
dapat dilihat bedasarkan nilai absorbansi larutan sampel yang lebih kecil dari
larutan standar.
Pada percobaaan kali ini, kami melakukan pengukuran
absorbansi larutan blanko, standar dan sampel susu dancow. Absorbansi larutan
blanko 0.03 , absorbansi larutan standar 0.778 dan absorbansi larutan sampel
susu dancow 0.0765. Dimana sebenarnya dalam pembahasan kali ini sampel larutan
dancow kelompok III dibandingkan dengan larutan dancow kelompok IV namun karena
memiliki hasil yang sama maka kami tidak melakukan perbandingan. Perbandingan
yang kami lakukan, dengan membandingkan kandungan zat besi yang tertera pada
bungkusan susu dancow. Semakin tinggi nilai absobansinya maka semakin tinggi
kandungan besi pada sampel.
Pada bungkusan susu dancow tertera kandungan besi
10% dari 27 gram artinya, dalam 100 gram susu dancow mengandung 10 mg/100
gr besi. Namun, pada pratikum penentuan
besi hasil kandungan zat besi pada
dancow yang diperoleh yaitu 17.09 mg/100 gram. Jadi berdasarkan hasil diatas
terdapat perbedaan dimana, pada kemasan susu dancow memiliki kandungan besi
lebih kecil di bandingkan dengan hasil pengujian yang kami lakukan .
X.
KESIMPULAN
Absorbansi larutan
blanko 0.03 , absorbansi larutan standar 0.778 dan absorbansi larutan sampel
susu dancow 0.0765 menggunakan spektrofometri dengan panjang gelombang 500 nm. Pada bungkusan susu dancow
tertera kandungan besi 10% dari 27 gram artinya, dalam 100 gram susu dancow
mengandung 10 mg/100 gr besi. Namun,
pada pratikum penentuan besi hasil
kandungan zat besi pada dancow yang diperoleh yaitu 17.09 mg/100 gram. Jadi
berdasarkan hasil diatas terdapat perbedaan dimana, pada kemasan susu dancow
memiliki kandungan besi lebih kecil di bandingkan dengan hasil pengujian yang
kami lakukan .
XI.
Daftar Pustaka
1. 1. Agustini
SKM., M.Si, Ni Putu, 2010. Penuntun Ilmu
Kimia Pangan
- Tersedia online : astrid lifiany.2013.laporan penentuan kadar besi. http://astridlifiany.blogspot.com/2013/03/laporan-penentuan-kadar-besi-secara_28.html
- Tersedia online : ayu.2012.penentuan kadar Fe besi. (diakses tanggal 6 juni 2013) http://semester4ayu.blogspot.com/2012/12/penentuan-kadar-fe-besi-dalam-sediaan.html
- Tersedia online : deetarr.2012.spektrofotometri (diakses tanggal 6 juni 2013)http://deetarr.blogspot.com/2012/01/spektrofotometri.html
Denpasar,
8 Juni 2013
Penanggung Jawab
Sang ayu kadek istabella purnami
P07131012020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar